laporan praktikum morfologi tumbuhan (bagian-bagian daun)
LAPORAN
PRAKTIKUM I
BAGIAN-BAGIAN
DAUN (FOLIUM)
Nama : Nailush Sholihah
Nim : 14222106
Dosen Pengampu:
Ike Apriani,
M.Si
Asisten:
Tri Oktari
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2015
BAB
I
PENDAHULAN
A.
Latar Belakang
Tumbuhan yang ada di belakang rumah,
di tepi jalan-jalan dalam kota, atau di taman atau di kebun raya memperlihatkan
ketidaksamaan yang besar. Betapa banyaknya macam, semua tumbuhan ini melaksanakan
kegiatan dasar yang sama pula, walupun strukturnya nyata berlain-lainan dari
satu tumbuhan ke tumbuhan lain, terdapat kesamaan besar dalam konstruksinya.
Sebenarnya variasi yang besar itu menekankan adanya suatu kerangka tumbuhan.
Organ dan bagian-bagian tumbuhan itu saling berhubungan tumbuhan bukan hanya
jumlah dari seluruh bagiannya suatu tumbuhan lebih dari akar, batang, bunga,
buah, dan biji, karena aktivitas-aktivitasnya demikian terpadunya sehingga
memungkinkan tumbuhan itu hidup dan berkembang sebagai suatu unit (Tjitrosomo,
1980).
Daun sebenarnya adalah batang yang
telah mengalami modifikasi yang kemudian berbentk pipih dan juga terdiri dari
sel-sel dan jaringan yang terdapat pada batang. Perbedaanya batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak tebatas, sedangkan daun memiliki pertumbuhan yang
terbatas (Tjitrosomo, 1980).
Daun merupakan struktur pokok
tumbuhan yang tak kalah pentingnya dengan akar. Setiap tumbuhan umumnya
memiliki daun. Daun dikenal dengan nama ilmiah folium. Secara umum, daun
memiliki struktur berupa helain, bentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau.
Dengan kemampuan membedakan komponen penyusun struktur daun, dapat dijadikan
sebagai dasa, ilmu taksonomi dengan cara mengelompokkan tumbuhan berdasarkan
karakteristiknya tersebut dengan mengenal struktur daun, dan dapat ditelaah
komponen-komponen setiap struktur secara lebih terperinci mulai dari bangunnya,
ujung, pangkal, tepi, daging, sistem pertulangan, warna dan permukaannya dan
dapat membedakan struktur daun antara satu jenis tumbuhan dengan tumbuhan
lainnyayang ditemukan didalam kehidupan sehari-hari (Tjitrosoepomo, 2005).
Bagian-bagian daun terdiri atas
helaian daun, tangkai daun, dan upih atau pelepah daun. Tidak semua tumbuhan di
dunia memiliki semua bagian-bagian tersebut. Hanya daun lengkaplah yang
memiliki helain daun, tangkai daun, dan upih daun. Daun yang tidak lengkap
hanya memiliki satu atau dua bagian-bagian daun.
B.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum morfologi
tumbuhan mengenai bagian-bagian daun (folium) ialah untuk mengenal dan
membedakan bagian-bagian daun dengan bagian-bagian tumbuhan.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Daun (Folium)
Daun memiliki nama ilmiah folium.
Biasanya berwarna hijau, walau beberapa jenis daun memiliki warna yang lain
selain hijau. Warna hijau di sebabkan kandungan zat hijau yang disebut
klorofil, yang berfungsi sebagi penangkap cahaya matahari melalui fotosintesis (Rosanti,
2013).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi
(penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Diamati preparat irisan melintang
daun, maka akan dijumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang
sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis,
jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut (Sugiono, 2009).
Daun memiliki fungsi antara lainn
sebagai organ pernapasan, tempat berlangsungnya peristiwa fotosintetis dan juga
sebagi alat perkembangbiakan secara vegetatif atau secara aseksual tanpa
melalui perleburan antara sel kelamin betina dan sel kelamin jantan. Dalam
fungsinya sebagi alat perkembangbiakan, akhir-akhir ini sering digunakan merode
kultur jaringan maupun stek daun, yang terbukti dapat menghasilkan anak yang
banyak dalam waktu yang lebih cepat (Rosanti, 2013).
Struktur morfologi daun pada
setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur morfologi daun
dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun
dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menyirip, menjari, melengkung, dan
sejajar),bangun daun atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong,
memanjang, perisai, jantung, dan bulat telur),tepi daun (bergerigi, beringgit,
berombak, bergiri, dan rata),bentuk ujung daun (runcing,meruncing, tumpul,
membulat, rompang/ terbelah, dan berduri), bentuk pangkal daun (runcing,
meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk), dan prmukaan (licin, kasap,
berkerut, berbulu, dan bersisik) (Sugiono,
2009).
Jenis daun berdasarkan jumlah helai daun pada tangkai
daun ada dua, sebagai berikut :
1. Daun Tunggal. Bila pada sebatang tangkai daun hanya terdapat satu helai daun, misalnya daun
singkong, daun pepaya, dan daun pisang.
2. Daun
Mejamuk. Bila pada sebatang tangkai daun terdapat beberpaa helai daun, misalnya
daun belimbing, daun asam, dan daun mawar.
B.
Bagian-bagian Daun
Menurut Tjitrosoepomo (2005), daun lengkap memiliki
bagian sebagai berikut: upih daun atau
pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
1.
Upih Daun (Vagina)
Tidak semua
tumbuhan mempunyai daun yang berupih. Daun yang berupih umumnya hanya kita
dapati pada tumbuhan yang tergolong pada tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae)
saja, antara lain suku rumput (Gramineae), suku empon-empon (Zingibe aceae),
pisang (Musa sapientum L.), gologan pala (Palmae), dan
lain-lain (Tjitrosoepomo, 2005).
Pelepah atau upih memiliki fungsi
sebagai pelindung kuncup yang masih muda dan memberi kekuatan pada batang
tumbuhan (Rosanti, 2013).
2. Tangkai
Daun (Petiolus)
Menurut Tjitrosoepomo (2005), tangkai daun
merupakan bagain daun yang mendukung helaiannya dapat bertugas untuk menempatkan
helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh cahaya
matahari yang sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun amat
berbeda-beda menurut jenis tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan
bentuknya dapat bebeda-beda. Umumnya tangkai daun terbentuk dari silinder
dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Jika dilihat pada
penampang melintangnya dapat dijumpai kemungkinan-kemungkinan berikut:
a)
Bulat,dan
berongga.
b)
Pipih dan tepinya melebar (bersayap).
c)
Beregi.
d)
Setengah
melingkar dan sering sekali sisi atasnya veralur dangkal atau beralur dalam
seperti pada tangkai daun pisang.
Tangkai daun berfungsi untuk
mendukung helaian daun tangkai daun secara umum berbentuk bulat dan membesar di
bagian pangkal. Tetapi ada yang berbentuk bulat berongga, setengah lingkaran,
dan segi empat (Rosanti, 2013).
3. Helaian
Daun (lamina)
Tumbuhan yang demikian banyak macam
dan ragamnya itu mempunyai daun yang helainnya berbeda-beda pula bentuk, ukuran
maupun warnanya. Adalah tidak mudah untuk menemukan dua jenis tumbuhan yang
helaian daun yang persis sama bentuk dan warnanya. Karena helaian daun merupakan
bagian daun yang terpenting dan cepat menarik perhatian, satu sifat yang
sesungguhnya hanya untuk helaiannya, disebut juga sebagi sifat daunnya
(Tjitrosoepomo, 2005).
Helain daun
berfungsi sebagi tempat terjadinya fotosintetis, respirasi ataupun transpirasi.
Besar kecilnya helaian daun merupakan adaptasi tumbuhan bertahap lingkungannya
yang berhubungan dengan proses transpirasi, agar tumbuhan tidak kekurangan air.
Helain daun memiliki warna, bentuk dan ukuran yang beragam, yang merupakan ciri
utama untuk mengenal suatu tumbuhan (Rosanti, 2013).
Gambar
1. Daun Lengkap dan Tidak Lengkap
(Sumber:
Tjitrosoepomo, 2005)
Menurut Tjitrosoepomo (2005), mengenal
susunan daun yang tidak lengkap ada
beberapa kemungkinan:
1. Hanya terdiri atas pangkal dan helaian saja, lazimnya lalu disebut
daun bertangkai.
2. Daun terdiri atas upih dan helaian, daun yang demikian ini disebut
daun berupih atau berpelepah.
3. Daun yang terdiri hanya helaian saja, tanpa upih dan tangkai. Sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang.
4. Daun yang hanya terdiri atas tangkai saja, dalam hal ini tangkai
tadi biasanya menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun.
C.
Sifat-sifat Daun
1. Bangun Daun (cirimscriptio)
Selain menggunakan istilah dan
istilah-istilah atau kata-kata lazim dipakai untuk menyatakan bentuk suatu
benda, misalnya: bulat, segi tiga, dan lain-lain, dan menyebut bangun daun
sering sekali kita carikan persamaan bentuk dengan bentuk benda-benda lain.
Misalnya: bangun tombak, bangun anaka panah, bangun prisai, dan seterusnya
(Tjitrosoepomo, 2005).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), untuk
memperoleh ikhtisar yang ringakas mengenai bagun daun dan mengikat macam-macam
bangun daun tadi, dijadikan penggolongan daun berdasarkan letak bagiannya yang
terlebar. Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar itu dapat dibedakan 4
golongan daun, yaitu daun dengan:
a)
Bangun
yang terlebar terdapat kira-kira di tengah-tengah helain daun.
b)
Bagian
yang terlebar terdapat di bawah tegah-tengah helaian daun.
c)
Bagian
yang terlebat berada di atas tengah-tengah helain daun.
d)
Tidak
ada bagian yang terlebar, artinya helaian daun dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya.
Untuk melihat bagian terlebar di
tengah daun, butuh garis ditengah-tengah sebagai lebar daun. Bila garis sketsa menggambarkan
perbandingan panjang dengan lebar 1:1, maka daun dapat dikatakan, bentuk bulat
atau bundar. Bila tangkai daun berada ditengah-tengah helaian daun, bukan
tumbuh dari pangkal daun, maka daun tersebut disebut perisai (peltatus).
Bila perbandingan panjang dan lebar helaian daun melalui garis bantu berkisar
antara 1,5:1 atau 2:1, maka daun dikatakan memiliki daun jorong (ovatis).
Melalui sketsa garis bantu, perbandingan lebar dan panjang sekitar daun
berkisara antara 2,5:1 dan 3:1 maka bangun daun tersebut adalah memanjang (oblong
Ts), sedangkan bagun daun lenset adalah daun yang memiliki panjang dan
lebar daun sekitar 3:1 sampai 5:1 (Rosanti, 2013).
Bagian yang terlebar berada di
tengah-tengah helaian daun, jika demikian keadaanya, maka akan kita jumpai
kemungkinan daun sebagai berikut: bulat atau bundar (orbicularis),
bangun prisai (peltatus), jorong (uvalis), memanjang (oblongus),
dan bangun lenset (lanceolatus) (Tjitrosoepomo, 2005).
Gambar
2. Bangun daun
(Sumber:
Tjitrosoepomo, 2005)
Bagian daun yang terlebar terdapat
di bagian bawah tegah-tengah helaian daun dibedakan atas dua golongan: pangkal
daun yang tidak bertoreh, bangun bulat telur (ovatus), bangun segitiga (tiangularis),
bangun delta (deltoideus), dn
bgun belah ketupat (rhomboideus).
Gambar
3. Bangun daun
(Sumber:
Tjitrosoepomo, 2005)
Pangkal daun bertoreh atau bertekuk,
bangun daun jantung (cordatus), bangun ginjal atau keranjang (reniformis),
dan bangun anak panah (sagittatus), bangun tombak (hastatus),
bangun bertelinga (auriculatus) (Tjitrosoepomo, 2005).
Gambar
2. Bangun daun
(Sumber:
Tjitrosoepomo, 2005)
Bagian yang terlebar terdapat di
atas tengah-tengah helaian daun, dalam hal yang demikian kemungkinan bangun
daun yang dapat kita jumpai ialah: bangun bulat telur sungsang (obovatus),
bagun jantung sungsang (obcordatus), bangun segitiga terbalik atau
bangun pasak (cuneatus), dan bagun sudip atau bangun spatel atau solet (spathulatus)
(Tjitrosoepomo, 2005).
Gambar
2. Bangun daun
(Sumber:
Tjitrosoepomo, 2005)
Tak ada bagian dau yang terlabar,
bangun daun seperti ini biasanya dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan berdaun sempit,
sehingga bangun daun dapat di bedakan menjadi: bangun garis (linearlis),
bangun fita (ligulatus), bangun paku , dan bagun jarum (acerosud) (Rosanti,
2013).
Gambar
2. Bangun daun
(Sumber:
Tjitrosoepomo, 2005)
2. Ujung daun (Apex Folil)
a)
Runcing (acutus)
b)
Meruncing (acuminatus)
c)
Tumpul (obtusus)
d)
Membulat (rotundatus)
e)
Rompang (truncotus)
f)
Terbelah (retusus)
g)
Berduri (mucronatus)
Gambar
2. Ujung daun
(Sumber:
Tjitrosoepomo, 2005)
3.
Pangkal Daun
(Basis Folil)
a)
Runcing (acutus)
b)
Meruncing (acuminatus)
c)
Tumpul (obtusus)
d)
Membulat (ritundatus)
e)
Romping atau rata (truncotus)
f)
Berlekuk (emarginatus)
Gambar
2. Pangkal daun
(Sumber:
Tjitrosoepomo, 2005)
4. Susunan
Tulang-tulang Daun (Nervantio atau Venatio)
Tulang tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan
dalam 3 macam, yaitu :
1. Ibu tulang (coasta),
ialah tulang yang biasanya terbesar, merupakan terusan tangkai daun.
2. Tulang
tulang cabang (nervus lateralis), ialah tulang tulang yang lebih kecil
dari pada ibu tulang dan perpangkal pada ibu tulang. Tulang cabang yang
langsung berasal dari ibu tulang dinamakan tulang cabang tingkat 1, cabang
tulang cabang tingkat 1 dinamakan tulang cabang tingkat 2 , demikian
seterusnya.
3. Urat-urat
daun (vena), ialah tulang tulang cabang pula, tetapi yang kecil atau lembut
dan satu sama lain beserta tulang tulang yang lebih besar membentuk susunan
seperti jala, kisi, atau lainnya.
Gambar
2. Tulang-tulang daun
(Sumber:
Tjitrosoepomo, 2005)
Dalam daun, tulang tulang cabang tingkat 1 yang tumbuh
kesamping, jadi kearah tepi daun, dapat memperlihatkan sifat-sifat berikut :
a)
Tulang cabang tadi mencapai tepi
daun
b)
Tulang cabang tadi berhenti sebelum
mencapai tepi daun
c)
Tulang tulang cabang bersatu dengan
tulang cabang lainnya.
Bentuk daun berdasarkan susunan tulang daunnya ada 4
(empat) macam, sebagai berikut :
a) Bertulang
menyirip, bentuknya seperti susunan sirip ikan. Contoh daun mangga, jambu, dan
nangka.
b) Bertulang menjari,
bentuknya seperti jari-jari
tangan. Contoh daun
pepaya, daun singkong, dan daun
kapas.
c) Bertulang
melengkung, bentuknya berupa garis-garis melengkung, contoh daun genjer.
d) Bertulang sejajar,
bentuknya berupa garis-garis
sejajar, contoh daun
padi dan daun jagung.
Gambar
2. Susunan tulang daun
(Sumber:
Tjitrosoepomo, 2005)
5. Tepi Daun (Margo Folil)
a)
Bertepi Rata (integer)
b)
Bertoreh (divisus)
Daun dengan tepi bertoreh merdeka (yaitu toreh toerh
yang tidak mempengaruhi atau mengubah bangun asli daun biasanya tidak terlalu
dalam dan letaknya tidak tergantung pada jalannya tulang tulang daun)
a)
Bergerigi (serratus)
b)
Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus)
c)
Bergiri (dentakus)
d)
Beringgit (crenatus)
e)
Berombak (repandus)
Gambar
2. Tepi daun
(Sumber:
Tjitrosoepomo, 2005)
6. Warna Daun
Umumnya daun berwarna hijau, tetapi tak jarang pula di
jumpai daun yang berwarna tidak hijau. Misalnya : merah, hijau bercampur atau
tertutup warna merah, hijau tua, atau hujaiu kekuningan
7. Permukaan
Daun
a)
Licin (laevis),dalam hal ini
permukaan daun dapat kelihatan Mengkilap (nitidus), Suram (opacus),
dan Berselaput lilin (pruinosus)
b)
Gundul (glaber)
c)
Kasap (scaberi)
d)
Berkerut (rugosus)
e)
Berbingkul-bingkul (bullatusi)
f)
Berbulu (pilosusu)
g. Berbulu
halus dan rapat (villosus)
h. Berbulu
kasar (hispidus)
i.
Bersisik (Lepidus)
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A.
Wakktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksankan pada Rabu,
tanggal 25 November 2015 pukul 09:00 – 10:30. Dilaksanakan dilaboratorium Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
B.
Alat dan Bahan
1. Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum Bagian-Bagian Daun (Folium) ialah lup, pensil warna, mistar,
dan buku gambar.
2. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum Bagian-Bagin Daun (Folium) ialah, daun bambu, daun jagung, daun
cemara kipas, daun bawang, daun kelapa, daun keladi, daun kembang sepatu, dan
daun eforbia.
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang digunakan
dalam praktikum Bagian-bagian Daun (Folium) ialah daun bambu, daun
jagung, daun cemara kipas, daun bawang, daun kelapa, daun keladi, daun kembang
sepatu, dan daun eforbia amati. Lalu bagian vagina, petiolus dan lamina
digambar dan ditunjukan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel
1. Hasil Pengamatan
No
|
Gambar
Pengamatan
|
Keterangan
|
Daun
cemara kipas (Thuja orientalis)
|
1.
Ibu
tulang (costa)
2.
Tangkai
daun (petiolus)
3.
Tulang-tulang
daun (nervus lateralis)
|
|
Daun keladi (Colocasia Sp)
|
1.Tepi daun (margo folii)
2.Tulang-tulang daun (nervus lateralis)
3. Ibu tulang (costa)
4. Tangkai daun (petiolus)
5. Helaian daun (lamina)
6. Upih daun (vagina)
|
No
|
Gambar Pengamatan
|
Keterangan
|
Daun kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
|
1. Ibu tulang
(costa)
2. Tangkai
daun (petiolus)
3. Tulang-tulang
daun (nervus lateralis)
5. Tepi daun (margo
folii)
6.
Helaian daun (lamina)
|
|
Daun
kelapa (Cocus nucifera)
|
1. Tepi daun
(margo folii)
2. Tulang-tulang daun (nervus lateralis)
3. Ibu tulang (costa)
4. Helaian daun
(lamina)
5. Ujung daun
(apeks folii)
6. Pangkal daun
(basis folii)
7. Upih daun (vagina)
8. Tangkai daun
(petiolus)
|
No
|
Gambar
Pengamatan
|
Keterangan
|
Daun jagung (Zea mays L.)
|
1.
tepi daun (margo folii)
2. tulang-tulang daun (nervus lateralis)
3. ibu tulang (costa)
4. helaian daun (lamina)
5. ujung daun (apeks folii)
6. pangkal daun (basis folii)
7. upih daun (vagina)
|
|
Daun bambu (Bambusa Sp)
|
1. Tepi daun (margo folii)
2. Tulang-tulang daun (nervus
lateralis)
3. Ibu tulang (costa)
4. Helaian daun (lamina)
5. Ujung daun (apeks folii)
6. Pangkal daun (basis folii)
7. Upih daun (vagina)
8. Tangkai daun (petiolus)
|
No
|
Gambar Pengamatan
|
Keterangan
|
Daun
eforbia
|
1. Ibu tulang
(costa)
2. Tulang-tulang
daun (nervus lateralis)
3. Tepi daun (margo
folii)
4. Helaian daun (lamina)
5. Pangkal daun (basis folii)
|
|
Daun
bawang (Allium fistulosum L.)
|
1. Ujung daun (apeks folii)
2. Upih daun (vagina)
3. Pangkal daun (basis folii)
|
No
|
Gambar Pengamatan
|
Keterangan
|
Daun
tomat (Lypersion
esculentum Mill)
|
1. Ibu tulang (costa)
2. Tangkai daun (petiolus)
3. Tulang-tulang daun (nervus
lateralis)
4. Tepi daun (margo folii)
5. Helaian daun (lamina)
6. Ujung daun (apeks
Folii)
7. Pangkal daun (basis folii)
|
B.
Pembahasan
Daun di bedakan atas daun lengkap
dan daun yang tidak lengkap daun lengkap terdiri dari upih daun atau pelepah
(vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina), sedangkan daun
yang tidak lengkap hanya memiliki dua atau satu bagian dari daun tersebut.
Menurut Tjitrosoepomo (2005), daun lengkap memiliki
bagian sebagai berikut: upih daun atau
pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Mengenal susunan
daun yang tidak lengkap ada beberapa
kemungkinan, Hanya terdiri atas pangkal dan helaian saja, lazimnya lalu disebut
daun bertangkai, daun terdiri atas upih dan helaian, daun yang demikian ini
disebut daun berupih atau berpelepah, daun yang terdiri hanya helaian saja,
tanpa upih dan tangkai. Sehingga helaian langsung melekat atau duduk pada
batang, daun yang hanya terdiri atas tangkai saja, dalam hal ini tangkai tadi
biasanya menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun.
Daun bambu (Bambusa Sp) memiliki bagian
daun yang lengkap karena
memiliki bagian-bagian seperti pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Daun bambu (Bambusa sp) adalah bangun daun
berbentuk lanset(lanceolatus), bentuk ujung
daun meruncing (acuminatus), bentuk pangkal
daun tumpul (obtusus), tepi daun rata (integer), daging daun seperti kertas ( papyraceus atau chartaceus ), pertulangan daun sejajar (rectinervis) yaitu mempunyai satu tulang di tengah yang
besar membujur daun sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampak
merupakan arah yang sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun bagian atas berbulu (pilosus), sedangkan
permukaan daun bagian bawah berbulu kasar (hispidus), serta
bagian atas daun berwarna hijau cerah sedangkan permukaan bagian bawahnya
berwarna hijau suram.
Bahwa
tumbuhan bambu memiliki ujung daun runcing (acutus),
kedua tepi daun di kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit ke atas dan
pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90°) (Tjitrosoepomo
2005).
Keladi (Colocasia Sp) merupakan tumbuhan herba dan mempunyai
bagian-bagian yang lengkap, berupa helaian daun (lamina), tangkai
daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Pada daun keladi
(Colocasia sp) adalah bangun daun berbentuk perisai (peltatus) karena
mempunyai tangkai daun yang tidak tertanam pada pangkal daun melainkan pada
bagian tengah helaian daun sehingga membentuk pangkal daun yang membulat, ujung daun runcing (acutus) yaitu kedua tepi daun di kanan dan kiri ibu
tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun
membentuk suatu sudut lancip, bentuk pangkal daun membulat (rotundatus), tepi daun rata (integer), daging daun
tipis lunak (herbaceus), pertulangan
daun menjari (palminervis), permukaan daun
pada bagian atas dan bawah licin berselaput lilin (leavis pruinosus)
dan terlihat mengkilat jika terkena air, warna daun pada permukaan bagian bawah
hijau sedangkan pada permukaan bagian bawah hijau suram.
Bangun perisai (peltatus), daun yang biasanya mempunyai tangkai daun
yang tidak tertanam pada pangkal daun, melainkan pada bagian tengah helaian
daun.tepi daun runcing biasanya terdapat pada bagun daun memanjang, lenset,
lanset, belah ketupat, dll (Tjitrosoepomo
2005).
Daun jagung
(Zea mays L.)
memiliki bagian daun yang lengkap karena memiliki
bagian-bagian seperti pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Bentuknya
memanjang, merupakan bangun pita (ligalatus), ujung daun runcing (acutus), tepi
daun rata (integer), antara pelepah dan helai daun terdapat ligula.. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang
licin dan ada yang berambut. Tulang daun sejajar
dengan ibu tulang daun. Permukaan daun berambut. Daging daun seperti perkamen
Ujung daun runcing (acutus), jika di tepi
daun kanan dan kiri ibi tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan
pertemuannya pada puncak daun membentuk sudut lancip. Bangun dan pita
(ligulatus), serupa dengan daun bangun garis, tetapi lebih panjang lagi, juga
di dapati pada jenis rumput-rumputan, misalnya pada daun jagung (Zea mays
L.) (Tjitrosoepomo 2005).
Daun kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun
tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina),
bangun daun adalah bangun bulat telur (ovatus),
ujung daun (apex folii) adalah
meruncing (acuminatus), tepi daun
adalah bergerigi (serratus) pangkal
daun (basis folii) adalah runcing (acutus), tulang daun (venation) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan
dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun, permukaan daun adalah
licin (laevis), daging daun (intervenium) adalah seperti kertas (papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar, warna daun adalah
hijau tua.
Daun-daun
yang mempunyai bagian terlebar di bawah tengah-tengah helaian daunnya
dibedakan dalam dua gologan, pangkal
daunnya tidak bertoreh bangun bulat telur (ovatus), misalnya daun kembang (Hibiscus rosa-sinensis) (Tjitrosoepomo 2005).
Daun
cemara kipas (Thuja orientalis) yaitu, mempunyai cabang daun yang
mengerucut ke samping, bersisik, dan membentuk kipas. Daun tanaman cemara kipas
(Thuja orientalis) yaitu, mempunyai daun majemuk, pipih, dan berwarna hijau tua. Menurut Tjitrosoepomo (2005), daun
Mejamuk. Bila pada sebatang tangkai daun terdapat beberpaa helai daun, misalnya
daun belimbing, daun asam, dan daun mawar
Daun
tomat (Lypersion
esculentum Mill) termasuk daun tidak lengkap karena tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun dan hanya tangkai daun dan helaian daun. memiliki
daun berbentuk oval, bagian tepi bergerogi dan mebentuk celah menyerip agak
melengkung kedalam. Daun tanaman ini berwrna hijau dan juga tergolong daun
majemuk. Daun eforbia Daun yang sehat agak
tebal, daun ini termaksuk daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian saja
tidak memiliki tangkai dan upih daun dengan permukaan halus, dan tulang daun
yang menonjol. Bentuk daun ada yang berujung lancip, oval, ada juga yang
membulat, dan ada pula yang berbentuk hati.
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian seperti pih daun atau
pelepah (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina)
Kebanyakan daun memiliki daun. Satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut
di atas. Daun demikian dinamakan daun tidak lengkap (Tjitrosoepomo 2005).
Daun
bawang (Allium fistulosum L.), termaksuk jenis daun Tunggal, berupa
roset akar, bangun daun lanset, tepi daun rata, ujung daun runcing, pertulangan
daun sejajar, daging daun tipis, permukaan rata,dan berwarna hijau hijau.
Daun
Tunggal. Bila pada sebatang tangkai daun
hanya terdapat satu helai daun, misalnya daun singkong, daun pepaya, dan
daun pisang. Bangun lanset (lanceolatus, jika panjang : lebar = 3-5
: 1. ujung daun
runcing (acutus), kedua tepi daun di
kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit ke atas dan pertemuannya pada
puncak daun membentuk suatu sudut lancip (Tjitrosoepomo
2005).
Daun kelapa (Cocus nucifera L.) merupakan jenis
daun lengkap karena memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun
(petiolus), dan memiliki helaian daun (lamina)tepi daun rata, ujung daun
meruncing pertulangan sejajar merupakan daun majemuk karena dalam satu tangkai
terdapat lebih dari satu daun, warna daun hijau tua. Daging daun peragmen ,
tipis tetapi tidak cukup kaku.
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian seperti pih daun atau
pelepah (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina)
Kebanyakan daun memiliki daun. Satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut
di atas. Daun demikian dinamakan daun tidak lengkap, dagimg daun seperti
perkamen, tipis tetapi cukup kaku, misalnya daun kelapa (Cocus nucifera L.) (Tjitrosoepomo 2005).
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bagian-bagian daun terdiri dari upih
adaun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan
helaian daun (lamina), tidak semua tumbuhan memiliki ketiga bagian ini
hanya daun lengkap yang memiliki ketiga bagian ini sedangkan daun yang tidak
lengkap hanya memiliki satu atau dua dari bagian-bagian daun tersebut.
Sifat-sifat daun yang perlu diperhatikan antara lain bangun daun (circumscriptio),
ujung daun (apex), pangkal daun (basis), susunan tulang-tulang
daun (nervatio atau venatio), tepi daun (margo), daging daun (intervenium),
dan keadaan permukaan atas maupun bawah daun.
jangan mencari,,, tapi menjadi
BalasHapusDaftar pustaka kok nggk ada
BalasHapusDaftar pustaka kok nggk ada
BalasHapus